ANNYEONG HASSEO, WELLCOME to ELDA's World

Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

Sabtu, 19 Mei 2012

Praktikum Saraf Sensori (Indra Peraba)



       I.            Judul laporan :
Saraf Sensori
    II.            Tujuan :
Membuktikan bahwa ujung jari banyak mengandung saraf sensori.
 III.            Kajian pustaka :

Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :
1.  Ujung Saraf Bebas
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.

2.  Korpuskulus Peraba (Meissner)
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
3.  Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)
Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.
Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya.
Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.
4.  Korpuskulus Gelembung (Krause)
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia.
Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
5.  Korpuskulus Ruffini
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
6.  Spindel Neuromuskular
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit merupakan organ tubuh paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat 15% berat badan. Kulit yang elastic dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, ulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan telapak tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, kulit yang lembut terdapat pada leher dan badan, dan kulit yang berambut kasar terdapat pada kepala.
 IV.            Alat dan bahan
                                 1.         Beberapa potong es batu
                                 2.         Lilin
                                 3.         Korek api
                                 4.         Kertas ampelas
                                 5.         Kain flannel
                                 6.         Jangka dengan kedua kakinya berujung tajam
                                 7.         Kain penutup mata
    V.            Langkah kerja
                                 1.         Tentukan satu orang temanmu sebagaiorang yang diberi perlakuan. Tutuplah kedua matanya.
                                 2.         Pada ujung jari dan punggung temanmu tempelkan satu persatu (berturut-turut) masing-masing 2 detik: es batu, jangka yang dipanaskan sebentar pada api lilin (hati-hati jangan terlau panas agar tidak menimbulkan luka bakar), kertas ampelas dan yang terakhir kain flannel.
                                 3.         Mintalah temanmu menyebutkan berbagai rasa setelah ia diberi perlakuan.
                                 4.         Catatlah rasa yang disebutkan temanmu di dalam table berikut ini.
 VI.            Data hasil pengamatan
                                 1.         Table hasil pengamatan pertama
Lokasi
Bahan
Rasa setelah perlakuan
Ujung jari
Es batu
Dingin
Jangka
Hangat
Kertas ampelas
Kasar
Kain flanel
Halus
                                 2.         Table hasil pengamatan kedua
Lokasi
Bahan
Rasa setelah perlakuan
Punggung
Es batu
Dingin
Jangka
Hangat
Kertas ampelas
Kasar
Kain flanel
Halus
VII.            Analsis data hasil pengamatan
                                 1.         Dapat menyebutkan rasa dingin, hangat, kasar dan halus dengan tepat.
                                 2.         Kulit mempunyai kepekaan  terhadap rangsang karena adanya saraf-saraf yang dapat mendeteksinya. Rangsang panas dari jangka yang dipanaskan diterima oleh reseptor korpuskel ruffini, rangsang dingin dari es batu diterima oleh reseptor Krause, dan kasar/halus dari kertas ampelas dan kain flannel diterima oleh reseptor korpuskel meissner.
                                 3.         Seperti perlakuan pada jari, rasa dingin, kasar, dan halus dapat disebutkan dengan tepat,namun sedikit kesulitan untuk menyebutkan rasa panas.
                                 4.         Ketika jangka dengan lebar kaki 2 mm ditekan pada ujung jari, maka dapat merasakan adanya dua titik yang berbeda.
                                 5.         Ketika jangka dengan lebar kaki 2 mm ditekan pada punggung, punggung tidak dapat merasakan adanya dua titik melainkan hanya merasakan adanya satu titik yang menekan.
                                 6.         Jarak kaki jangka diperlebar 6 mm sehingga lebarnya menjadi 8 mm dan kemudian ditekankan pada punggung, maka punggung dapat menyebutkan adanya dua titik yang berbeda meskipun agak suli untuk dirasakan.

VIII.            Kesimpulan
Kulit kita peka terhadap rangsangan dari luar seperti panas/dingin dari es batu dan jangka yng di panaskan, kasar/halus dari kertas ampelas dan kain flannel meskipun kita tidak melihat benda tersebut. Selain itu, kulit juga dapat merasakan tekanan yang dihasilkan dari dua ujung jangka karena kulit memiliki saraf paccini.
Pada percobaan tersebut, ketika dua ujung jangka berjarak 2 mm ditekan pada jari dan punggung hanya jari yang dapat merasakan adanya dua titik. Kemudian setelah jarang kaki jangka diperlebar hingga 8 mm dan ditekan pada punggung, maka punggung  baru merasakan adanya dua titik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kulit pada jari dan kulit pada punggung memiliki kepekaan terhadap rangasangan yang berbeda. Jari lebih peka terhadap rangsangan dari pada punggung. Itu terbukti, karena pada ujung jaru khususnya jari telunjuk memiliki banyak saraf-saraf peraba.