- Tujuan praktikum : mengetahui pengaruh larutan garam terhadap proses pelunakan kentang.
- alat dan bahan : garam, kentang, air, gelas ukur, sendok, baskom (A dan B) dan jam/stopwatch .
- campurkan tiga sendok makan garam ke dalam air duaratus lima puluh mili liter, kemudian masukkan ke baskom A. air juga di masukkan ke dalam baskom B dengan ukuran air yang sama dengan baskom A, namun tanpa di beri garam.
- cuci bersih kentang, kemudian iris 6mm 4 potong dimasukkan dalam baskom A dan B dengan jumlah sama banyak.
- diamkan selama 15 menit.
- setelah itu ambil kentang, dan tes kekerasan dari kentang dalam dua baskom tersebut. bandingkan antara baskom A dan B.
kentang yang di masukkan dalam baskom A (baskom yang diberi garam) lebih lunak daripada kentang yang di rendam dalam air biasa. kentang dalam baskom B malah tidak terlihat mengalami pelunakan sama sekali, tapi malah menjadi sedikit lebih keras.
5. kesimpulan :
kentang yang di rendam dalam larutan garam bisa melunak karena terjadi peristiwa osmosis pada kentang. proses osmosis tersebut disebut plasmolisis, yaitu proses keluarnya cairan (air) dari kentang menuju ke larutan garam. hal ini terjadi karena tekanan atau konsentrasi dalam kentang lebih rendah daripada tekanan pada larutan garam, sehingga membran semipermeabel dapat di tembus oleh zat pelarut (larutan garam). kentang tersebut akan kehilangan air dan menyebabkannya lemah. kentang dengan kondisi sel seperti ini layu. kentang akan kehilangan banyak air dan tekanan akan terus berkurang sehingga menyebabkan kentang mengapung di air, sampai di suatu titik dimana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel dan akhirnya dapat terjadi runtuhnya seluruh dinding sel. sehingga kentang tersebut layu dan lebih lentur, sehingga tidak mudah patah.
sedangkan,
kentang yang hanya direndam dengan air menjadi semakin berat karena air masuk ke dalam kentang. air dapat masuk karena konsentrasi kentang lebih tinggi. kentang akan semakin mengeras dan kaku.