title ; Love in the Dark Fog (cinta dalam kabut hitam)
author ; eldaElasso
genre ; romance, sad
cast ;
siwon as andro
suzy as tera
TOP as geo
park bom as veronica/vero
sungmin as rengga
jang hang sun as andro's grandfather
my
first fan fiction akhirnya selesai juga. just short fanfict, tapi nanti
kalau yang coment plus ngelike banyak, bakal admin perpanjang
ceritanya. mianhe chingu kalo disini dialognya g pake b korea, trus
disini juga ngga ada POV nya.., kalo ceritanya agak lebay or banyak
tulisan yang salah ketik mohon dimaklumi yaaa chingu, admin baru belajar
soalnya..,
* * * * * * *
tera hanya mampu
memandangi geo, pria yang dicintainya dari jauh. Sejak tahun ajaran baru
ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya tera sudah merasakan
sesuatu yang diyakininya sebagai cinta pada pandangan pertama. Dia
terhanyut dalam lamunannya sehingga tidak menyadari ada seseorang yang
memandanginya dari belakang.
“jangan melamun dibawah pohon. Nanti bisa dihinggapi lelembut.” Suara andro tidak membuat tera bergeming.
“hey!”
andro setengah berteriak sambil menepuk punggung tera. Dia berhasil
membuat tera terkejut setengah mati, sehingga tera hampir jatuh.
“Sedang
apa kamu disini? Bukannya semua pengurus osis sedang sibuk mengurusi
acara prom. Kok kamu malah jalan-jalan di sini?” tera bertanya pada
andro.
“aku sedang mengawasi anak buahku bekerja. Kalau ada yang
tidak beres, baru nanti aku turun tangan.” Jawab andro. Sebagai seorang
ketua osis dia memiliki beban dan tanggung jawab yang tinggi. Tera tahu
itu, tapi yang membuat dia kagum adalah andro tidak pernah sekalipun
memarahi dan menceramahi anggotanya. Dia selalu belajar dari apa yang
dilakukan bawahannya. Dia dikenal sangat disiplin tapi supel. Jika
bertemu dengannya yang akan kalian temukan adalah sebuah senyuman manis,
karena lesung di pipinya yang seperti black hole. Dia adalah tipe
pemimpin yang sangat sempurna.
Rengga, seorang anggota pengurus
osis melambaikan tangannya pada andro. Sebuah sinyal bahwa ada sedikit
masalah yang harus segera ditangani andro.
Andro segera menyahut, “iya, aku turun!”
Andro
berbalik menghadap tera, “aku pergi dulu. Jika merindukanku, sebut nama
ku tiga kali.” Andro segera tancap gas pergi. Jika tidak segera pergi
dia pasti akan dapat tamparan hangat dari tera.
“aku tidak percaya
kalau dia seorang ketua osis.” Tera ngomel sendiri. Andro selalu tampak
ceria dihadapan tera. Dia selalu menyelipkan gurauan disela-sela
percakapannya dengan tera.
Ketika tera berjalan ke kantin,
dia melihat geo duduk di bangku taman. Geo terlihat tidak menikmati
biasan sinar matahari yang hangat ataupun sejuknya belaian angin, karena
wajahnya tampak begitu murung. Wajahnya begitu sendu, bagai langit
bulan desember.
tera menghentikan langkahnya, dan bergumam
sendiri. “apakah dia sangat mencintai gadis itu? Aku tidak pernah
melihat dia seperti ini sebelumnya.”
Semua orang tahu kalau dua
hari lalu, geo baru saja putus dengan veronica. Tentu saja ini berita
bahagia untuk tera. Hampir satu tahun dia merasakan sesak di dadanya
melihat geo dan vero bermesraan di depan matanya. Dan inilah hari-hari
yang sangat tera tunggu-tunggu , putusnya hubungan mereka. Kali ini tera
berharap mereka benar-benar berakhir.
Geo dan vero menjalin
hubungan yang cukup rumit. Sudah 5 kali putus dan 5 kali nyambung.
Hubungan mereka benar-benar rumit. Tera tahu, vero tidak tulus mencintai
geo. Dia berkali-kali kepergok jalan dengan seorang pria. Bahkan geo
sendiripun pernah melihatnya berciuman dengan seorang laki-laki di dalam
mobil.
entah karena apa vero selalu tidak mau jika hubungan
mereka berakhir. Meskipun dia sendiri tahu bahwa perasaannya tidak lebih
dari sekedar simpati. Disisi lain, geo sangat mencintai vero. Dia
mencurahkan waktu, pikiran dan kasih sayangnya hanya untuk vero. Geo
tidak peduli berapa kali dia melihat vero bermesraan dengan pria selain
dia, geo tetap mencintainya. Tidak pernah sekalipun dia berpikir untuk
memiliki kebencian pada vero. Mungkin inilah cinta mati. Tidak peduli
tertusuk belati berkali-kali, kamu akan tetap akan berdiri.
Tera ingin melangkah menuju tempat geo duduk, tapi tidak jadi.
“berbicara dengannya ketika suasana hatinya sedang kacau, aku rasa itu ide buruk” . tera lalu masuk ke kantin.
andro yang juga sedang jajan bertemu tera.
“sedang apa kamu di sini?” Tanya tera pada andro.
“tidak
bisakah kamu menanyakan hal lain? Semua manusia butuh makan, dan aku
ini manusia. Jadi apa salahnya kalau aku pergi membeli makanan.”
“apa persiapan prom night sudah selesai?” tera bertanya lagi.
“aku
tidak akan makan sebelum pekerjaanku selesai. Sekolah menyumbangkan
dana cukup besar, sehingga kita membuat semeriah mungkin. Apa kamu sudah
menemukan pasangan yang akan kamu ajak pergi ke prom?”
Prom kali
ini mereka harus membawa pasangan dari luar maupun dari dalam sekolah.
Yang penting membawa pasangan. Tera tidak segera menjawab pertanyaan
andro. Dia melamun, kemudian tersenyum, lalu bergegas pergi menuju ruang
kelas. Andro melihat punggung tera yang semakin jauh. Dia heran, “ ada
apa dengan gadis itu. Apa karena terlalu lama melamun di bawah pohon ?”
Tera masuk kelas dan mencari akbar, teman baik geo. Tera berhrap bisa mendapatkan nomor phone cell geo dari akbar.
“apa
penting sekali? Soalnya geo tidak begitu suka dengan nomor asing yang
menurutnya tidak penting.” Akbar enggan memberikan nomor phone cell
geo. Tapi tera tetap mendesak dan merayu agar akbar memberikan nomor geo
padanya. Akhirnya akbar menyerah dan memberikan nomor geo pada tera.
“ingat ya, jangan beri tahu geo kalau kamu mendapatkan nomor ini dari ku.”
“beres bos.” Tera member hormat ala tentara pada akbar dan segera pergi.
Malamnya,
tera hanya memandangi secarik kertas berisi nomor geo. Berbaring sambil
memikirkan apa yang akan dikatakannya pada geo untuk mengajaknya pergi
ke pesta prom bersama. Tera terus mengingat yang dikatakan akbar. Geo
tidak ingin bergaul dengan seseorang yang dirasanya tidak penting. Tera
mulai galau. Kemudian dia browsing di internet “cara jitu medekati
cowok”. Lalu tera membuka sebuah laman yang dirasa isinya sangat bagus
untuk dipraktekan.
Di sekolah, geo menemukan sebuah cup cake
chocolate di bangkunya. Cup cake bergambar hati berwarna coklat dengan
selembar pesan pendek diatasnya.
“wajahmu sangat masam kemarin.
Jadi aku berharap setelah makan ini masamnya bisa berkurang. Semoga kamu
menyukainya, dan selamat makan.”
Di pojok kanan bawah ditulis
nama terang si pengirim, “TERA”. Jelas saja namanya sangat terang karena
ditulis dengan spidol warna merah muda.
Geo memandangi cup cake
tera dengan pandangan tertarik, kemudian memakannya. Geo kelihatannya
menikmati sekali cup cake yang diberikan tera. Rupanya trik tera hasil
copy paste di internet berhasil. Tera mengamati geo yang sedang makan
cup cakenya dari jauh, dengan segudang perasaan senang.
Tera
dengan iseng menghubungi nomor geo. Belum sampai diangkat, tera sudah
mematikannya. Selang hitungan detik geo mengiriminya sms.
“terima
kasih, cup cakenya benar-benar enak. kapan-kapan, buatkan lagi untukku
^_^ .” tera kaget. Bagaimana geo bisa tahu nomornya, padahal mereka
tidak pernah bertukar nomor sebelumnya. Tanpa pikir panjang tera
langsung membalas sms geo. Smsan ala anak muda yang berlangsung
berjam-jam.
tera yakin jadi yakin gerbang hati geo sudah dapat
dimasukinya. Dia tinggal menunggu saat yang tepat untuk meminta geo
menjadi pasangannya di pesta prom.
Ketika jam istirahat tera
bermaksud menemui geo. Dia melihat geo di depan aula sekolah. Lalu
tiba-tiba seorang gadis berjalan menuju kearah geo. Karena penasaran
tera jalan mendekat. Dilihatnya lagi gadis itu, yang ternyata adalah
vero.
Tera tidak sengaja mendengar percakapan mereka, karena jarak tera sangat dekat dengan mereka.
“ini
adalah prom kita yang terakhir karena sebentar lagi kita akan lulus,
dan aku ingin pergi bersamamu.” Rupanya vero mengajak geo untuk pergi ke
prom bersamanya.
Permintaan vero menjadi beban di hati geo.
Disatu sisi dia ingin sekali melewati saat-saat indah dengan vero
kembali. Tapi disisi yang lain, geo ingin melarikan diri dan terbebas
dari perasaan yang menyiksa dirinya. Lama dia berfikir, lalu menjawab
ajakan vero.
“aku akan pergi dengan mu, tapi dengan satu syarat.
Jangan membawa hatiku lagi untuk tenggelam di dalam perasaan yang tak
terbalas dari mu.” Dari kata-katanya, geo menunjukkan bahwa dia masih
memiliki perasaan pada vero. Namun dia tidak ingin kalut lagi dalam
perasaan itu.
Vero menjawab dengan anggukan yang berat, karena dia
tahu bahwa geo tidak sepenuh hati menerima ajakannya. vero kemudian
pergi bersamaan dengan bunyinya bel.
tera seharusnya tidak perlu
mencari geo, jika dari awal dia tahu akan seperti ini. Kesempatan untuk
mendapatkan hati geo tidak akan pernah ada.
Tera berjalan ke ruang
kelas dengan gontai. Tapi belum sampai di kelas, tera sudah dicegat
andro. Tera sedang tidak ingin bicara atau apapun. Dia ingin segera
kembali ke kelas, menyendiri dan menenangkan hatinya.
Tapi tera tetap tidak bisa pergi, karena andro merentangkan tangannya lebar-lebar sebagai penghalang jalan tera.
“aku ingin bicara sebentar. Hanya 5 menit. Ah Tidak 1 menit saja.” Andro tampak gugup.
“baik. Satu menit saja.” Tera menjawab dengan terpaksa.
“bagaimana mengatakannya ya?” andro makin gugup.
“kau
ini bagaimana! Kalau tidak ada yang penting, aku pergi.” Tera kesal,
dan mendorong-dorong andro. Andro bingung, dan takut kalau tera akan
pergi. Dia lalu bicara sekenanya.
“tunggu… tunggu sebentar. Maukah kau pergi ke prom night dengan ku?”
“
kenapa tidak mengajak pacarmu saja?” tera kelihatan kesal. Dia merasa
andro meledeknya. Suasana hatinya sedang buruk, jadi yang muncul hanya
pikiran negatif.
“apa? Pacar?” andro bingung. Seumur-umur dia belum pernah pacaran. Bagaimana tera bisa menyuruh pergi ke prom dengan pacarnya.
Tera
duduk melamun di bangkunya, sementara teman lainnya sedang heboh
membicarakn prom night. Ayu sahabat baik tera, menghampirinya.
“Aku lihat tadi pagi disini cerah. Kenapa sekarang berubah mendung? Ceritakan padaku?” ayu bertanya sambil menepuk bahu tera.
“semuanya
pergi ke prom night dengan orang yang special untuk mereka. Dan aku
iri, karena aku tidak bisa mengajak seseorang pergi ke prom.”
“siapa
bilang semuanya pergi ke prom dengan orang yang special? Contohnya aku.
Aku pergi ke prom dengan saudara rekan kerja ayah ku yang bahkan belum
aku kenal.” Ayu mencoba menenangkan perasaan tera.
“benarkah? Bukankah prom night adalah acara terindah saat SMU, yang tidak bisa kau lewatkan bersama orang yang kamu sayangi?”
“acara
ini hanya akan kita lihat ketika kita mengadakan acara kelulusan. Ini
acara langka. Jangan banyak berfikir, prom night akan tetap berjalan dan
kau jangan sampai melewatkannya. Tidak penting dengan siapa kamu
datang, nikmati saja pestanya.” Tera mulai berfikir kalau kata-kata ayu
ini ada benarnya.
“prom night akan tetap berjalan.” Tera bergumam sambil tersenyum tipis.
Hari
berikutnya, tera terlihat celingukan, mondar mandir ke sana kemari
mencari andro. Dan akhirnya dia menemukan andro di kopsis sekolah.
“ternyata kau disini. Aku mencarimu kemana-mana.” Andro senyum lebar karena senang tera mencarinya.
“aku
kan sudah bilang, kalau merindukanku sebut namaku tiga kali. Kalau
ingin berbicara dengan ku lebih baik nanti saja. Hari ini undangan untuk
prom night harus segera disebar jadi aku sibuk sekali.”
“ngomong-ngomong soal prom night, apa tawaran mu kemarin masih berlaku?” tera bertanya pada andro.
“tawaran apa?” andro menjawab sambil mengecek dan menghitung undangan yang tertata rapi di atas meja.
“kita pergi ke prom bersama.”tera langsung to the point.
“serius?” andro memasang ekspresi tidak percaya.
“serius udah bubar. Malam prom jemput aku ya? Jam 7! Jangan telat! Dah..” tera langsung pergi.
Andro
melongo. Dia masih memasang ekspresi tidak percaya. Lalu dia mencubit
pipinya. Tak lama kemudian dia berjingkrak-jingkrak seperti orang gila,
dan memeluk semua orang yang ada di kopsis. Dia membuat semua orang
heran.
“apa dia sangat tertekan karena sering lembur untuk
mengurusi acara prom sekolah.” Itu yang dikatakan pegawai kopsis.
Maklum, ini pertama kalinya dia mengajak pergi seorang gadis yang
menjadi pujaan hatinya. Jadi tingkahnya sedikit berlebihan. Sepanjang
hari itu andro sangat senang. Senyum yang dia tebarkan ke setiap penjuru
sekolah semakin menambah kedalaman lesung pipinya.
Akhirnya prom
night datang. Semuanya mengenakan gaun bagus dan berdandan cantik. Tak
terkecuali tera. Dia mengenakan gaun hijau muda, berjalan beriringan
dengan andro yang mengenakan tuxedo, yang entah dia dapatkan dari mana.
Mereka terlihat seperti sepasang kekasih, sangat serasi dan anggun
meskipun sedikit kikuk. Sedangkan vero dan geo terlihat berangkat
terpisah. Mereka seperti menjaga jarak.
Acara utama dari prom night adalah dansa. Andro sedikit kelabakan karena dia tidak bisa berdansa.
“dua
hari lalu aku sempat berlatih dansa, sedikit. Tapi hari ini aku sangat
gugup, aku jadi blank.” Andro mengatakan pada tera dengan nada panik.
“kalau
hanya dansa, aku jagonya. Tidak perlu khawatir, aku akan membimbingmu.”
Tera merasa geli dengan pengakuan andro kalau dia tidak bisa dansa.
Tera adalah anak seni, jadi soal seperti ini dia tidak akan kesulitan.
Musik
dimainkan, dan tera memberi perintah pada andro untuk memegang
pinggangnya. Andro merasa malu, tapi dia menurut saja. Tera meletakkan
tangan kanannya di bahu kiri andro, dan tangan mereka yang lain saling
menggenggam. Tak butuh waktu lama andro bisa mengendalikan keadaan,
menjadikan suasana semakin romantis. Tapi tiba-tiba tera berhenti.
“aku
merasa suasananya semakin panas. Aku mau keluar sebentar mencari udara
segar.” Tera membuat andro sedikit kecewa, tapi dia berusaha memaklumi
tera.
“jangan lama-lama, aku tunggu di sini.” Andro menghela nafas, dan melihat tera jalan keluar.
Tera
berjalan di luar, menikmati indahnya pemandangan malam di tempat
sekitar tempat itu. Tera memandangi lampu-lampu kota yang terlihat
bagaikan ribuan bintang jatuh ke bumi.
“indah sekali. Jika aku
bisa datang dengan geo kemari, berdansa dengannya bukan dengan andro,
pasti sangat indah.” Tera tampak tidak bersemangat, kemudian jalan lagi
ke tempat yang sepi. Tempat yang benar-benar gelap karena cahaya lampu
tidak dapat menjangkau tempat itu. Semuanya tampak remang-remang.
Dibalik
sebuah tiang listrik, tera melihat sesosok laki-laki. Tera penasaran
dan jalan mendekat, sepertinya laki-laki itu sudah tidak asing.
“geo…” tera memanggilnya dan laki-laki itu berbalik. Dan ternyata memang benar geo.
“apa
yang kau lakukan di sini?” tera bertanya pada geo. Sinar bulan
meperjelas wajah geo. Tera bisa melihat pipi geo basah. Geo menangis,
dia kelihatan begitu sedih.
Karena malu, geo berjalan pergi. Tapi tera menyusulnya.
“tunggu sebentar! Ada apa? Apa yang terjadi.” Tera cemas. Ini baru pertama kalinya dia melihat geo menagis.
Geo kemudian balik badan. Entah kesambet apa, dia tiba-tiba memeluk tera. Menangis dalam pelukan tera. Tera kaget.
“kau kenapa?” tera terus bertanya. Tapi tak satupun pertanyaan tera terjawab.
Di
tempat prom, andro tampak khawatir karena tera belum juga kembali. Dia
takut jangan-jangan tera tersesat atau masuk jurang atau dimakan
binatang. Kecemasan yang berlebihan. Setelah memikirkan
kemungkinan-kemungkinan itu, andro langsung lari ke luar mencari tera.
Kembali
ke tempat dimana tera dan geo berada. Geo melepaskan pelukannya, dan
wajah mereka sangat dekat satu sama lain, suasana menjadi semakin
serius. Tera mencoba mengusap air mata yang membasahi pipi geo, tapi
kemudian geo meraih tangan tera yang berada di pipinya. Geo maju satu
langkah, dan mendekatkan bibirnya ke bibir tera. Mereka berciuman.
Suasana sangat romantic, karena wajah mereka hanya diterangi cahaya
bulan dan ribuan bintang langit dan bintang bumi. Dan ternyata, andro
ada di balik pohon menyaksikan mereka. Dia shock berat sampai kakinya
bergetar dan mati rasa.
Andro ingin melabrak mereka, tapi tidak
jadi. Dia sadar, dia tidak punya kedudukan tepat untuk bisa menghajar
geo. Karena kecemburuannya adalah sebuah perasaan yang bertepuk sebelah
tangan. dia berjalan pergi dengan langkah blank, dan tangannya memegangi
dadanya yang kelihatannya sakit.
Geo dan tera duduk disebuah
gubuk, sambil memandangi langit yang menumpahkan kembang api. Tera tidak
percaya kalau tadi geo menciumnya. Tera benar-benar bahagia. Dia
mengalunkan tangannya ke tangan geo dan bersandar dipundak geo. Sangat
nyaman. Dan tera pura-pura tertidur. Geo memandanginya dengan tatapan
tajam yang sulit diartikan.
Dari balik semak, tiba-tiba ada yang
memanggil geo. Geo melepaskan diri dari tera, dan menyandarkan tera pada
tiang penyangga gubuk. Tera membuka sedikit matanya dan melihat siapa
gadis yang memanggil geo tadi.
“vero!” tera terbelalak. Dia mulai mengeluarkan air matanya, tapi tetap pura-pura tertidur.
“geo benar-benar belum melupakannya.” Tera memandangi mereka yang pergi dan menghilang disembunyikan kegelapan malam.
“kenapa
kau selalu seperti ini? Kenapa selalu memberiku cahaya tapi langsung
mematikannya.” Tera sesenggukan dan memegangi dadanya. Mungkin rasanya
sangat sesak. Dia merasa sedih, lebih sedih dari apapun yang pernah dia
rasakan sebelumnya.
tiga minggu sesudah prom night, tera
tidak pernah lagi memandang geo atau bahkan sekedar memikirkannya. Dan
selama empat hari itulah, tera tidak pernah bertemu dan melihat andro.
Andro yang suka tiba-tiba muncul di hadapan tera, selama tiga minggu itu
tidak pernah kelihatan batang hidungnya. Tera jadi merasa ada yang
hilang.
Tera menanyakan andro pada rengga. Dan kemudian rengga memberi penjelasan dengan mimik sedih.
“semenjak
prom usai, aku tidak pernah lagi melihat andro. Dia menghilang begitu
saja tanpa memberi kabar. Aku sudah pernah mencari ke rumahnya tapi
rumahnya kosong. Kemungkinan dia ke rumah kakeknya. Dia adalah
satu-satunya keluarga andro, jadi pasti ke sana.”
“boleh aku minta alamat kakek andro?”
“apa kau berniat untuk mencarinya?”
Tera
mengangguk. “meninggalkan posisi yang dia pertahankan sejak kelas satu,
meninggalkan teman-temannya dan pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu.
Aku jadi ingin tahu apa alasannya. Dia bukan orang yang suka lari
begitu saja.”
Rengga menyodorkan kertas kecil berisi alamat.
“semangat
ya? Bawa dia kembali kemari lagi.” Rengga mengepalkan tangannya,
memberi semangat. Tera tersenyum pada rengga lalu pergi.
Rumah
kakek andro jauh sekali dari jalan utama desa. Tera terus bertanya
kesana kemari pada penduduk yang dijumpainya, hingga akhinya dia sampai
di rumah kakek andro. tera mendapat sambutan hangat disana, apalagi
setelah mereka tahu tera adalah teman andro. Tera berbincang dengan
kakek andro cukup lama, kemudian tera memotong pembicaraan.
“ma’af
kek. Kenapa dari tadi saya tidak melihat andro. Kira-kira dia dimana
ya?” seketika itu raut wajah kakek andro berubah muram.
“apa kau benar-benar ingin bertemu dengan andro?”
Pertanyaan kakek andro membuat tera bingung. “tentu saja, kek.”
Kemudian
kakek andro mengajak tera ke suatu tempat. Mereka berjalan cukup jauh
dan sampai di TPU. Tera tambah bingung ketika kakek andro masuk ke
dalam TPU.
“andro ada di sini.” Kakek andro bersimpuh di samping sebuah makam.
Tera
terbelalak tidak percaya. Bagaimana bisa orang yang tiga minggu lalu
berdansa dengannya sekarang berbaring disini. Tera medekat. Nisan itu
bertuliskan nama andro, benar-benar andro. Air mata tera jatuh, bibirnya
terkunci. Apa yang sebenarnya terjadi?
“tiga minggu yang lalu,
dia datang ke sini. Dengan wajah pucat dan pikiran yang berantakan. Dia
bilang pada kakek dia tidak bisa lagi menyimpan sakit di hatinya. Dia
bilang ingin sendirian di kamarnya, dia anak yang baik dan pintar, kakek
tidak menyangka dia akan melakukan itu.” Mata kakek andro berkaca-kaca.
Dia mencoba untuk menahan tangis.
Tera bingung. “Andro menghilang setelah malam prom dan dia bunuh diri setelah itu. Sebenarnya kenapa?”