Hidrolisis Garam
LANDASAN TEORI
Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian. Hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air. Garam
adalah senyawa elektrolit yang dihasilkan dari reaksi netralisasi
antara asam dengan basa. Sebagai elektrolit, garam akan terionisasi
dalam larutannya menghasilkan kation dan anion. Kation yang dimiliki
garam adalah kation dari basa asalnya, sedangkan anion yang dimiliki
oleh garam adalah anion yang berasal dari asam pembentuknya. Kedua ion
inilah yang nantinya akan menentukan sifat dari suatu garam jika
dilarutkan dalam air.
ADA EMPAT JENIS GARAM, YAITU :
1. Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa kuat (misalnya NaCl, K2SO4 dan lain-lain) tidak mengalami hidrolisis. Untuk jenis garam yang demikian nilai pH = 7 (bersifat netral)
2. Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa lemah (misalnya NH4Cl, AgNO3 dan
lain-lain) hanya kationnya yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis
parsial). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH < 7 (bersifat
asam)
3. Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa kuat (misalnya CH3COOK,
NaCN dan lain-lain) hanya anionnya yang terhidrolisis (mengalami
hidrolisis parsial). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH > 7
(bersifat basa)
4. Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa lemah (misalnya CH3COONH4, Al2S3 dan lain-lain) mengalami hidrolisis total (sempurna). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH-nya tergantung harga Ka dan Kb
Harga
pH pada garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah tidak
bergantung pada konsentrasi ion-ion garam dalam larutan, tetapi
tergantung pada harga Ka dan Kb dari asam dan basa pembentuknya.
Ø Jika Ka = Kb maka larutan akan bersifat netral (pH = 7)
Ø Jika Ka > Kb maka larutan akan bersifat asam (pH < 7)
Ø Jika Kb < Kb maka larutan akan bersifat basa (pH > 7)
Beberapa identifikasi yang menandakan jika suatu larutan bersifat asam atau basa, yaitu:
Ø Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat asam.
Ø Jika
kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami
perubahan warna, yaitu berwarna biru, maka larutan tersebut bersifat
basa.
Ø Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat basa.
Ø Jika
kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami
perubahan warna, yaitu berwarna merah, maka larutan tersebut bersifat
asam.
Ø Jika
kertas lakmus merah ataupun biru dicelupkan pada larutan netral, maka
kartas lakmus tidak akan mengalami perubahan warna, tapi tidak bersifat
asam ataupun basa.