I.
Auksin
Ditemukan
oleh Went pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avena sativa).
Hormon
auksin diproduksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu diangkut oleh jaringan
pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi tunas
bagian akar, batang, dan daun. Pada tunas batang, auksin akan berkumpul di
bawah permukaan batang yang menyebabkan sel-sel jaringan di bawah permukaan
batang tersebut akan tumbuh lebih cepat dari sel-sel jaringan di atas permukaan
batang.
Karena
sifat hormon auksin sangat peka terhadap panas/sinar. Auksin akan rusak dan
berubah menjadi suatu zat yang justru akan menghambat terjadinya pembelahan
sel-sel pada daerah pemanjangan batang, sehingga pertumbuhan sel-sel batang
yang terkena sinar matahari akan menjadi lebih lambat dibandingkan dengan
sel-sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena sinar matahari.
Hormon
juga berfungsi merangsang pertumbuhan akar samping (lateral) dan akar
serabut yang berfungsi sebagai penyerapan air dan mineral, mempercepat aktivitas
pembelahan sel-sel titik tumbuh kambium akar dan batang, menyebabkan terjadinya
diferensiasi sel menjadi jaringan berkas angkut xilem, dan merangsang
terjadinya pembentukan bunga dan buah.
II.
Giberelin
Ditemukan
pada tumbuhan sejenis jamur Giberella fujikuroi (Fusarium
moniliformae) oleh F.Kurusawa.
Fungsi giberelin adalah membantu pembentukan tunas/ embrio,
menghambat perkecambahan dan pembentukan biji. Hal ini terjadi apabila
giberelin diberikan pada bunga maka buah yang terbentuk menjadi buah tanpa biji
dan sangat nyata mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel. Hal itu dapat
dibuktikan pada tumbuhan kerdil, jika diberi giberelin akan tumbuh normal, jika
pada tumbuhan normal diberi giberelin akan tumbuh lebih cepat.
III.
Asam Absisat
Asam absisat merupakan hormon yang
dapat menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor) dengan jalan mengurangi
atau memperlambat kecepatan pembelahan dan pembesaran sel. Asam absisat akan
aktif pada saat tumbuhan berada pada kondisi yang kurang baik, seperti pada
musim dingin, musim kering, dan musim gugur.
Pada saat tumbuhan mengalami kondisi yang kurang baik,
misalnya ketika kekurangan air di musim kering, maka tumbuhan tersebut
mengalami dormansi yaitu daun-daunnya akan digugurkan dan yang
tertinggal adalah tunas-tunasnya. Dalam keadaan demikian asam absisat terkumpul/terakumulasi
pada tunas yang terletak pada sel penutup stomata, hal ini menyebabkan stomata
menutup, sehingga penguapan air berkurang dan keseimbangan air di dalam tubuh
tumbuhan terpelihara, sehingga pertumbuhan tunasnya terhambat yang disebabkan
melambatnya kecepatan pembelahan dan pembesaran sel-sel tunasnya.
IV.
Gas etilen
Gas etilen adalah suatu gas yang dihasilkan
oleh buah yang sudah tua sehingga buah menjadi matang. Jika buah tua yang masih
berwarna hijau disimpan dalam tempat tertutup dan dibiarkan beberapa hari,
akhirnya menjadi matang dan berwarna kuning sampai merah. Dalam hal ini terjadi
perubahan warna dari hijau menjadi kuning sampai merah pada buah karena
keluarnya gas etilen dari buah tersebut.
Salah satu cara mencegah terjadinya
pembusukan atau kerusakan pada saat pemeraman buah adalah pada saat buah tua
dipetik/dipanen masih berwarna hijau, kemudian dikemas atau disimpan pada
tempat yang berventilasi untuk mencegah buah tidak cepat masak/matang, sehingga
sesampainya di tempat tujuan buah tersebut baru matang dan tidak rusak atau
busuk.
V.
Asam traumalin
Asam
traumalin merupakan hormon hipotetik, yaitu gabungan beberapa aktivitas hormon
yang ada (auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan asam absisat). Apabila
tumbuhan mengalami luka atau perlukaan karena gangguan fisik, maka akan segera
terbentuk kambium gabus. Pembentukan kambium gabus itu terjadi karena adanya
pengaruh hormon luka (asam traumalin). Sebenarnya, peristiwa ini merupakan
hasil kerja sama antarhormon pada tumbuhan yang disebut restitusi (regenerasi).
Awalnya, luka pada tumbuhan akan memacu pengeluaran hormon luka yang kemudian
merangsang pembentukan kambium gabus. Pembentukan kambium gabus dilakukan oleh
hormon giberelin. Selanjutnya, karena pengaruh hormon sitokinin, terbentuklah
sel-sel baru yang akan membentuk jaringan penutup luka yang disebut kalus.
- Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini terjadi dengan bantuan hormon luka atau kambium luka atau asam traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk jaringan kalus dan jaringan yang rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.
nice banget infonya buat belajar
BalasHapusEMI