I.
Judul laporan :
Saraf
Sensori
II.
Tujuan :
Membuktikan
bahwa ujung jari banyak mengandung saraf sensori.
III.
Kajian pustaka :
Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera
peraba antara lain :
1. Ujung Saraf Bebas
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung
akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik
utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak
bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah
kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang
berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali
bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir
mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba,
nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf
yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel
khusus. Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral,
akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel
merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran
sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara
keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan
ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon
rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.
2. Korpuskulus Peraba (Meissner)
2. Korpuskulus Peraba (Meissner)
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila
dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya
silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar
80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis
menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian
tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal.
Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai
banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung
mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/
pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya
berdekatan).
3. Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)
Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di
jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum,
mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau
lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling
besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.
Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat
bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi
korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi
oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini
tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya.
Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan
tekanan yang dalam.
4. Korpuskulus Gelembung (Krause)
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah
mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan
rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50
mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di
dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap
diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral
dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini
jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia.
Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang
peka terhadap dingin.
5. Korpuskulus Ruffini
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat
termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis
yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan
mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat
tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir
saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya.
Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan
juga untuk menerima rangsangan panas.
6. Spindel Neuromuskular
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai
reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit
merupakan organ tubuh paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat
15% berat badan. Kulit yang elastic dan longgar terdapat pada palpebra, bibir
dan preputium, ulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan telapak
tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, kulit yang lembut terdapat
pada leher dan badan, dan kulit yang berambut kasar terdapat pada kepala.
IV.
Alat dan bahan
1.
Beberapa potong es batu
2.
Lilin
3.
Korek api
4.
Kertas ampelas
5.
Kain flannel
6.
Jangka dengan kedua kakinya berujung tajam
7.
Kain penutup mata
V.
Langkah kerja
1.
Tentukan satu orang temanmu sebagaiorang yang diberi
perlakuan. Tutuplah kedua matanya.
2.
Pada ujung jari dan punggung temanmu tempelkan satu
persatu (berturut-turut) masing-masing 2 detik: es batu, jangka yang dipanaskan
sebentar pada api lilin (hati-hati jangan terlau panas agar tidak menimbulkan
luka bakar), kertas ampelas dan yang terakhir kain flannel.
3.
Mintalah temanmu menyebutkan berbagai rasa setelah ia
diberi perlakuan.
4.
Catatlah rasa yang disebutkan temanmu di dalam table berikut
ini.
VI.
Data hasil pengamatan
1.
Table hasil pengamatan pertama
Lokasi
|
Bahan
|
Rasa setelah
perlakuan
|
Ujung jari
|
Es batu
|
Dingin
|
Jangka
|
Hangat
|
|
Kertas ampelas
|
Kasar
|
|
Kain flanel
|
Halus
|
2.
Table hasil pengamatan kedua
Lokasi
|
Bahan
|
Rasa setelah
perlakuan
|
Punggung
|
Es batu
|
Dingin
|
Jangka
|
Hangat
|
|
Kertas ampelas
|
Kasar
|
|
Kain flanel
|
Halus
|
VII.
Analsis data hasil pengamatan
1.
Dapat menyebutkan rasa dingin, hangat, kasar dan halus
dengan tepat.
2.
Kulit mempunyai kepekaan terhadap rangsang karena adanya saraf-saraf yang
dapat mendeteksinya. Rangsang panas dari jangka yang dipanaskan diterima oleh
reseptor korpuskel ruffini, rangsang dingin dari es batu diterima oleh reseptor
Krause, dan kasar/halus dari kertas ampelas dan kain flannel diterima oleh
reseptor korpuskel meissner.
3.
Seperti perlakuan pada jari, rasa dingin, kasar, dan
halus dapat disebutkan dengan tepat,namun sedikit kesulitan untuk menyebutkan
rasa panas.
4.
Ketika jangka dengan lebar kaki 2 mm ditekan pada ujung
jari, maka dapat merasakan adanya dua titik yang berbeda.
5.
Ketika jangka dengan lebar kaki 2 mm ditekan pada
punggung, punggung tidak dapat merasakan adanya dua titik melainkan hanya
merasakan adanya satu titik yang menekan.
6.
Jarak kaki jangka diperlebar 6 mm sehingga lebarnya
menjadi 8 mm dan kemudian ditekankan pada punggung, maka punggung dapat menyebutkan
adanya dua titik yang berbeda meskipun agak suli untuk dirasakan.
VIII.
Kesimpulan
Kulit kita
peka terhadap rangsangan dari luar seperti panas/dingin dari es batu dan jangka
yng di panaskan, kasar/halus dari kertas ampelas dan kain flannel meskipun kita
tidak melihat benda tersebut. Selain itu, kulit juga dapat merasakan tekanan
yang dihasilkan dari dua ujung jangka karena kulit memiliki saraf paccini.
Pada percobaan
tersebut, ketika dua ujung jangka berjarak 2 mm ditekan pada jari dan punggung
hanya jari yang dapat merasakan adanya dua titik. Kemudian setelah jarang kaki
jangka diperlebar hingga 8 mm dan ditekan pada punggung, maka punggung baru merasakan adanya dua titik.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kulit pada jari dan kulit pada punggung memiliki kepekaan
terhadap rangasangan yang berbeda. Jari lebih peka terhadap rangsangan dari pada
punggung. Itu terbukti, karena pada ujung jaru khususnya jari telunjuk memiliki
banyak saraf-saraf peraba.
menambah pengetahuan indonya nice
BalasHapusElever Agency