Dilahirkan
pada 10 September 1965, sosok Dino Patti Djalal adalah sosok yang sangat humble
dan pekerja keras. Meskipun sang ayah adalah seorang wakil duta besar, namun
beliau tidak lantas menggantungkan hidup pada ayahnya. Beliau hidup mandiri
semenjak remaja. Pernah menjadi tukang cuci piring, pelatih tenis, koki
restoran, penjaga tiket bioskop, towel boy di tim basket, dan asisten dosen.
Segelintir pengalaman hidup mandiri yang diajarkan oleh sang ayah mengajarkan
untuk disiplin, bertanggung jawab,menghargai aturan, disiplin dan kalkulatif, membuahkan
kesuksesan tiada tara bagi beliau.
Selain itu, sebuah buku berjudul ‘Di Bawah Bendera Revolusi’ merupakan
motivasi terbesarnya untuk terjun ke dunia politik.
Dino
Patti Djalal memiliki pikiran yang terbuka, tidak pernah meremehkan hal-hal
kecil, dan berkesimpulan bahwa ketekunan lebih penting dari pada bakat.
Terbukti dengan banyaknya beliau menduduki kursi penting dalam setiap keikutsertaannya
di bidang politik. Seperti menjadi Jubir Satgas P3TT, Kepala Departemen Politik
KBRI Washington dan Direktur Amerika Utara dan Tengah Departemen Luar Negeri,
Direktur Urusan Amerika Utara dan Amerika Tengah di Departemen Luar Negeri
Republik Indonesia, dan menjadi juru bicara Presiden ketika SBY menjabat
sebagai presiden Indonesia.
Kerja
keras dan ketekunan beliau adalah tauladan terbaik untuk kita semua. Meskipun
beliau adalah golongan atas, beliau tidak lantas duduk bersia menikmati apa
yang ada. Beliau memulai segalanya dengan kerja keras. Pernah merasakan
bagaimana rasanya di bawah, membuat beliau peduli dan selalu mengakrabi
golongan bawah. Satu kalimat mengena dari Dino Patti Djalal yang ditujukan
kepada ketiga anak beliau “ Anda boleh saja merasa diri unik, nyentrik, dan
hebat, namun tanpa suatu prestasi Anda tidak akan dianggap orang.” Kisah beliau
tersebut termuat dalam buku ‘Life Stories: Resep Sukses dan Etos Hidup Diaspora
Indonesia di Negeri Orang.’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar